
Kesan Mas Gatot sewaktu jajal LX150 malah biasa saja. Katanya “Ga jauh rasanya dibanding riding matic lainnya,jauh feelnya sewaktu riding PCX” Dia heran dengan keputusan kakakknya beli LX 150. Ergonomi dan kenyamanan jelas menang PCX … “Lah terus ngapain beli LX?” Tanya Mas Gatot pada sang Kakak. “Kenangan… jaman sekolah motor saya Vespa” “Tapi setelah nyoba PCX jadi kok pengen ya” Jawab Kakak Mas Gatot. Alasan Mas Gatot dan Kakaknya ga bisa disalahkan juga sih… Mas Gatot ga pernah riding vespa jadi ga ada kenangan blas, seleranya bodi gambot dan modern, dan doi tinggal di kota kecil . Masalah prestige jelas gengsinya lebih besar naik PCX, malah sering jadi pusat perhatian “disini mah banyak orang naik vespa tua” nah loh…. Alasan Kakak mas Gatot juga ga bisa disalahkan… Kenangan masa lalu mahal harganya.
Kalau menyangkut soal kenangan/ histori memang tak ternilai… intangible valuenya hanya bisa dipahami empunya motor. Tapi apa semua pembeli produk piaggio beli produknya semata-mata karena nilai histori/kenangan? Ehhh ndak juga …. Ada yang beranggapan lebih prestige, modelnya overlasting, dan stabilitas anteb/anteng….
Tapi begitu nyoba motor yang punya kelebihan lain bisa jadi galau juga loh… Seperti kejadian diatas.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer


0 komentar:
Posting Komentar